Thumbnail for Bromo Mountain Fire

GISACT17 Desember 2023

Bromo Mountain Fire

Opinion

Overview

Dalam menyambut akhir tahun ini, adakah yang berencana merayakan momen berlibur di kawasan Gunung Bromo bersama keluarga atau teman? Sebab, Gunung Bromo kembali menjadi perbincangan di berbagai media sosial karena kembali menghijau dengan tagar #BromoLagiCantikCantiknya. Pada saat yang bersamaan, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) juga diakui sebagai taman nasional terindah ketiga di dunia untuk tahun 2023 yang dikeluarkan oleh Bounce.

Namun, ketika kita mengingat tiga bulan yang lalu, tepatnya pada awal September, kehebohan masyarakat dipicu oleh berita mengenai kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Bromo. Ini terjadi karena blok savana Bromo terbakar akibat flare dari pengunjung yang sedang melakukan sesi foto pre-wedding. Meskipun fenomena ini memicu simpati dan kecaman masyarakat, perlu dicatat bahwa dua kali kebakaran telah terjadi dalam dua minggu sebelumnya, yakni pada 30 Agustus 2023 di selatan dan timur Gunung Bromo, serta 3 September 2023 di utara Gunung Bromo. Hal yang patut disayangkan adalah fokus masyarakat dan media hanya tertuju pada fenomena flare saja dan cukup mengabaikan kebakaran sebelumnya, padahal kedua kejadian tersebut sama-sama merugikan lingkungan.

Berbicara mengenai data, fenomena Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia patut menjadi sorotan. Menurut data ​BNPB (2023)​, tercatat hingga 5 Desember 2023 telah terjadi 1.798 kejadian Karhutla dan menempatkan pada posisi teratas sebagai bencana paling sering terjadi yang diikuti oleh banjir dan cuaca ekstrem. Dampak dari Karhutla juga tidak sedikit dan sangat merugikan bagi lingkungan dan manusia, mengingat hutan memiliki peran ekologis yang vital ​(Yang et al., 2023; Krohs & Zimmer, 2023; Müller et al., 2020)​, dan jenis hutan di Indonesia adalah hutan tropis dengan kekayaan biodiversitas yang sangat tinggi ​(Brandon, 2014)​. Pemantauan kondisi hutan dan lahan tentunya menjadi penting untuk dapat mengetahui kondisi setiap saat.

Fase Kebakaran

Bromo Agustus September
Bromo Agustus September

Dengan adanya teknologi satelit penginderaan jauh memungkinkan untuk melakukan pemantauan hutan dan lahan hingga near real-time dan cakupan area yang luas serta dapat dilakukan pengambilan data dari jarak jauh. Seperti yang kami lakukan pada fenomena kebakaran bromo yang terjadi di bulan September lalu. Berdasarkan citra satelit Sentinel-2 yang kami gunakan, secara visual terlihat adanya perubahan warna pada kawasan bromo yang menjadi coklat kehitaman pada citra tanggal 7 September 2023. Perubahan warna ini mengindikasikan bahwa telah terjadi kebakaran di kawasan tersebut.

Fase Pasca-Kebakaran

Selanjutnya, kami menerapkan metode yang sama dengan rentang waktu yang berbeda, yaitu pada tanggal 17 September hingga 26 November 2023. Sebab, beberapa waktu yang lalu, kehebohan kembali melanda masyarakat karena kawasan Bromo dikabaran telah menjadi hijau kembali dengan tagar #BromoLagiCantikCantiknyaKetika kami bandingkan citra pada 26 November 2023 dengan citra 7 September 2023, terjadi perubahan warna kembali pada kawasan Bromo. Perubahan ini dari yang semula berwarna coklat kehitaman berubah menjadi hijau.

Bromo Pasca Kebakaran
Bromo Pasca Kebakaran

Dinamika Perubahan Vegetasi di Bromo

bromo-agus-nov
Trend NDVI di Bromo Agustus - November 2023

Selanjutnya, kami melakukan analisis perubahan vegetasi berdasarkan nilai normalized Difference Vegetation Index (NDVI) secara time-series dalam rentang 18 Agustus 2023 hingga 12 September 2023. Hasil yang kami dapati adalah penurunan nilai NDVI telah terjadi di tiga lokasi yang sesuai dengan kejadian kebakaran tersebut (lihat tanda panah merah). Kemudian, kami mengambil empat sampel titik yang merepresentasikan ketiga kejadian kebakaran tersebut. Berdasaran keempat titik sampel, telah terjadi penurunan tren nilai NDVI pasca-kebakaran yang terjadi. Tren NDVI yang terbentuk mengalami peningkatan dan hal ini sejalan dengan warna pada citra tampak. Selanjutnya, kami melakukan perhitungan tren nilai NDVI terhadap empat titik sampel. Keempat titik tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan, semula yang awalnya memiliki nilai NDVI mendekati 0 dan pada 26 November 2023 dapat mencapai hingga 0,7.

Ada alasan ilmiah mengapa fenomena cepatnya tumbuh vegetasi pasca-kebakaran atau proses regerenasi secara alami ini dapat terjadi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ​(Agbeshie et al., 2022)​, akan terjadi peningkatan kandungan unsur kimia di permukaan tanah yang disebabkan oleh peningkatan abu yang mengandung nutrisi dari hasil pembakaran bahan organik setelah kebakaran. Selain itu, kondisi iklim yang optimal serta aktivitas biota dapat mendukung dalam proses penyebaran biji tumbuhan baru yang dapat mempercepat proses regenerasi ekosistem suatu kawasan. Hal inilah yang dapat menyebabkan pertumbuhan vegetasi yang mayoritas berupa rerumputan dan semak di kawasan Bromo menjadi signifikan pasca-kebakaran

Bromo in Fire
Proses degradasi ekosistem akibat kebakaran (diadaptasi dari Vallejo dan Valdecantos (2008))

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua ekosistem memiliki kemampuan regerenasi seperti yang terjadi di kawasan Gunung Bromo. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami proses regenerasi, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempercepat proses tersebut, serta mengevaluasi dampaknya terhadap jasa ekosistem lainnya. Hal ini diperlukan untuk menjadi bahan pertimbangan kebijakan yang dapat diambil pada upaya konservasi dalam kondisi yang sama terjadi baik di Bromo atau wilayah ekosistem lainnya untuk mendukung pemulihan ekosistem yang lebih efektif. Selain itu, dengan analisis menggunakan satelit penginderaan jauh yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa teknologi ini berpotensi memiliki peran penting dalam pemantauan kebakaran hutan dan lahan, sehingga langkah-langkah pencegahan dan mitigasi dapat ditingkatkan.

Referensi

  • Agbeshie, A. A., Abugre, S., Atta-Darkwa, T., & Awuah, R. (2022). A review of the effects of forest fire on soil properties. Journal of Forestry Research, 33(5), 1419–1441.
  • BNPB. (2023). Data Bencana Indonesia. https://gis.bnpb.go.id/
  • Brandon, K. (2014). Ecosystem services from tropical forests: review of current science. Center for Global Development Working Paper, 380.
  • Krohs, U., & Zimmer, M. (2023). Do ecosystems have functions? Ecology and Evolution, 13(9). https://doi.org/10.1002/ece3.10458
  • Müller, F., Bicking, S., Ahrendt, K., Kinh Bac, D., Blindow, I., Fürst, C., Haase, P., Kruse, M., Kruse, T., Ma, L., Windhorst, W., & Zeleny, J. (2020). Assessing ecosystem service potentials to evaluate terrestrial, coastal and marine ecosystem types in Northern Germany – An expert-based matrix approach. Ecological Indicators, 112. https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2020.106116

Discover articles and tutorials to help you build better

  • Ilustrasi untuk Bromo Mountain Fire

    Bromo Mountain Fire

    Gunung Bromo baru-baru ini menjadi sorotan karena kondisinya kembali menghijau pasca kebakaran yang terjadi pada bulan September lalu. Kebakaran sebelumnya dipicu oleh flare saat sesi foto pre-wedding, namun ternyata bukan kali pertama kebakaran terjadi di kawasan tersebut pada tahun 2023. Data menunjukkan bahwa Karhutla di Indonesia sangat sering terjadi dan menimbulkan dampak signifikan bagi lingkungan. Teknologi satelit penginderaan jauh membantu memantau dinamika vegetasi, yang menunjukkan adanya proses regenerasi alami di area terdampak kebakaran.

  • Ilustrasi untuk Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Pulau Bangka, penghasil timah terbesar di Indonesia, menghadapi ancaman serius dari tambang timah ilegal yang merugikan negara hingga Rp 271 triliun.Analisis citra satelit menunjukkan bahwa 75, 85% area tambang di Pulau Bangka beroperasi tanpa izin resmi, menyebabkan kerusakan vegetasi seluas 1.253, 36 km², konflik lahan dengan perkebunan kelapa sawit, dan pencemaran lingkungan.Aktivitas ilegal ini mencerminkan lemahnya pengawasan serta celah dalam penegakan hukum, dengan banyak tambang dibiarkan terbengkalai tanpa pemulihan lahan pascatambang.Penggunaan teknologi pemantauan berbasis citra satelit menjadi solusi untuk memonitor aktivitas tambang ilegal dan mendorong penegakan hukum yang lebih ketat.

  • Ilustrasi untuk Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Sungai Citarum kembali menjadi sorotan setelah meluapnya sampah plastik, yang dijuluki sebagai "The New Ocean Rubbish," meskipun program Citarum Harum telah berjalan. Upaya pembersihan jangka pendek dengan bantuan alat berat dan ratusan personel berhasil mengurangi sebaran sampah, namun perilaku masyarakat yang membuang sampah ke sungai membuat masalah ini terus berulang. Analisis satelit Sentinel-2 oleh GISACT menunjukkan pola pergerakan sampah plastik yang mengikuti aliran sungai dan fluktuasi jumlah akibat aksi pembersihan. Solusi jangka panjang memerlukan edukasi masyarakat, penegakan hukum yang tegas, serta inovasi dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik.

  • Ilustrasi untuk Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Program Makan Bergizi Gratis(MBG) bertujuan meningkatkan kehadiran siswa, menurunkan angka stunting, dan menciptakan generasi sehat serta produktif dengan menyasar 82, 9 juta penerima.Meski potensial, program ini menghadapi kendala anggaran besar yang diprediksi mencapai Rp 460 triliun per tahun, sehingga implementasinya dilakukan bertahap hingga 2029. Menggunakan model berbasis AI dan data spasial, lokasi prioritas stunting dan sekolah yang membutuhkan intervensi berhasil diidentifikasi, dengan 4.916 sekolah prioritas sangat tinggi.Pendekatan inovatif ini mendukung kebijakan yang lebih tepat sasaran, diharapkan mampu menurunkan angka stunting dan membangun fondasi sumber daya manusia unggul di Indonesia.