Thumbnail for GISACT at Geo Connect Asia 2025: Advancing Indonesia's Geospatial Innovation

GISACT5 Mei 2025

GISACT at Geo Connect Asia 2025: Advancing Indonesia's Geospatial Innovation

Blog

On April 9–10, 2025, GISACT proudly participated in Geo Connect Asia 2025, held at the Sands Expo & Convention Centre in Singapore. Themed “Geospatial Driven Impacts: Underground, Land & Sea to Sky”, the conference united more than 3,000 regional and international professionals to explore the latest advancements in geospatial technologies and applications.

Geo Connect Asia 2025 served as a vibrant hub for networking, learning, and collaboration among stakeholders across geospatial sectors, such as infrastructure, urban planning, environmental monitoring, and mobility. The 2025 edition featured a comprehensive exhibition alongside a series of specialized conferences, including the Geo Autonomy Summit, APAC Earth Observation Forum, Digital Underground Connect, and the Asian Aerial Mapping Forum. These sessions facilitated in-depth discussions on integrating geospatial data into various sectors, from urban planning to environmental monitoring.

As a frontrunner in Indonesia's geospatial technology sector, GISACT's presence at Geo Connect Asia 2025 underscored our commitment to fostering international collaboration and staying abreast of global industry trends. Our team engaged with a diverse array of stakeholders, including government agencies, private enterprises, and academic institutions, to exchange insights and explore potential partnerships.​

Geo Connect Asia 2025
Panel Discussion

A major highlight of our visit was participation in The Asian Aerial Mapping Forum, a focused conference that addressed the foundational role of aerial mapping in developing urban digital twins. The forum showcased how high-resolution aerial imagery, LiDAR, and photogrammetry are revolutionizing urban planning through the creation of precise, real-time digital representations of cities.

The discussions were both forward-thinking and practical. Key themes included:

  • Data Acquisition & Technological Integration: Exploring how LiDAR, drone surveys, and AI-assisted feature extraction can harmonize to produce city-scale digital twins with exceptional accuracy.
  • Urban Applications & Impact: Case studies illustrated how digital twins enhance infrastructure planning, environmental monitoring, and sustainability strategies—driving data-informed decisions across urban systems.

We were particularly inspired by presentations on best practices for data quality assurance, integration methodologies, and real-world deployments of aerial mapping for smart city governance. The knowledge gained here will directly inform GISACT’s future developments in digital twin initiatives and urban geospatial intelligence.

Beyond the conferences, GISACT also actively explored the exhibition floor, where cutting-edge geospatial solutions—from AI-powered spatial analytics to drone-based remote sensing—were on display. This allowed us to gain valuable insight into cross-disciplinary applications in smart infrastructure, climate resilience, and automated mapping systems.

Geo Connect Asia 2025
Geo Connect Asia 2025

The knowledge and connections gained from Geo Connect Asia 2025 are instrumental in enhancing GISACT's capabilities. GISACT’s participation in Geo Connect Asia 2025 reaffirmed our commitment to pushing the boundaries of geospatial science and technology in Indonesia. The event strengthened our vision of connecting global innovations with local challenges, ensuring that Indonesia remains on track with spatial technology development for a smarter, more resilient future.

Geo Connect Asia 2025
GISACT Representative at Geo Connect Asia 2025

Discover articles and tutorials to help you build better

  • Ilustrasi untuk Bromo Mountain Fire

    Bromo Mountain Fire

    Gunung Bromo baru-baru ini menjadi sorotan karena kondisinya kembali menghijau pasca kebakaran yang terjadi pada bulan September lalu. Kebakaran sebelumnya dipicu oleh flare saat sesi foto pre-wedding, namun ternyata bukan kali pertama kebakaran terjadi di kawasan tersebut pada tahun 2023. Data menunjukkan bahwa Karhutla di Indonesia sangat sering terjadi dan menimbulkan dampak signifikan bagi lingkungan. Teknologi satelit penginderaan jauh membantu memantau dinamika vegetasi, yang menunjukkan adanya proses regenerasi alami di area terdampak kebakaran.

  • Ilustrasi untuk Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Pulau Bangka, penghasil timah terbesar di Indonesia, menghadapi ancaman serius dari tambang timah ilegal yang merugikan negara hingga Rp 271 triliun.Analisis citra satelit menunjukkan bahwa 75, 85% area tambang di Pulau Bangka beroperasi tanpa izin resmi, menyebabkan kerusakan vegetasi seluas 1.253, 36 km², konflik lahan dengan perkebunan kelapa sawit, dan pencemaran lingkungan.Aktivitas ilegal ini mencerminkan lemahnya pengawasan serta celah dalam penegakan hukum, dengan banyak tambang dibiarkan terbengkalai tanpa pemulihan lahan pascatambang.Penggunaan teknologi pemantauan berbasis citra satelit menjadi solusi untuk memonitor aktivitas tambang ilegal dan mendorong penegakan hukum yang lebih ketat.

  • Ilustrasi untuk Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Sungai Citarum kembali menjadi sorotan setelah meluapnya sampah plastik, yang dijuluki sebagai "The New Ocean Rubbish," meskipun program Citarum Harum telah berjalan. Upaya pembersihan jangka pendek dengan bantuan alat berat dan ratusan personel berhasil mengurangi sebaran sampah, namun perilaku masyarakat yang membuang sampah ke sungai membuat masalah ini terus berulang. Analisis satelit Sentinel-2 oleh GISACT menunjukkan pola pergerakan sampah plastik yang mengikuti aliran sungai dan fluktuasi jumlah akibat aksi pembersihan. Solusi jangka panjang memerlukan edukasi masyarakat, penegakan hukum yang tegas, serta inovasi dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik.

  • Ilustrasi untuk Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Program Makan Bergizi Gratis(MBG) bertujuan meningkatkan kehadiran siswa, menurunkan angka stunting, dan menciptakan generasi sehat serta produktif dengan menyasar 82, 9 juta penerima.Meski potensial, program ini menghadapi kendala anggaran besar yang diprediksi mencapai Rp 460 triliun per tahun, sehingga implementasinya dilakukan bertahap hingga 2029. Menggunakan model berbasis AI dan data spasial, lokasi prioritas stunting dan sekolah yang membutuhkan intervensi berhasil diidentifikasi, dengan 4.916 sekolah prioritas sangat tinggi.Pendekatan inovatif ini mendukung kebijakan yang lebih tepat sasaran, diharapkan mampu menurunkan angka stunting dan membangun fondasi sumber daya manusia unggul di Indonesia.