Thumbnail for Mengatasi Krisis Sanitasi Bandung dengan Spatial Machine Learning

GISACT27 Juli 2025

Mengatasi Krisis Sanitasi Bandung dengan Spatial Machine Learning

Blog

Tantangan Sanitasi Perkotaan di Bandung

Sanitasi layak merupakan indikator penting dalam mewujudkan kota yang sehat dan berkelanjutan. Meskipun Kota Bandung telah mencapai status Open Defecation Free (ODF) sebesar 100% pada tahun 2025, tantangan sanitasi masih belum sepenuhnya teratasi. Data BPS (2024) menunjukkan bahwa akses terhadap sanitasi layak baru mencapai 69,12%. Sementara itu, sistem sanitasi terpusat hanya mampu mengelola sekitar 14,3% dari total air limbah yang dihasilkan. Ketimpangan ini menyoroti urgensi peningkatan efektivitas pengelolaan air limbah di kawasan perkotaan.

Pendekatan Inovatif untuk Perencanaan Sanitasi

Sebagai respons terhadap persoalan tersebut, Penelitian ini mengembangkan pendekatan inovatif berbasis spatial machine learning untuk mendukung perencanaan sistem sanitasi terpusat yang lebih merata dan efisien. Pendekatan ini memperhitungkan berbagai variabel spasial, termasuk topografi, kepadatan penduduk, serta efisiensi jaringan pembuangan air limbah. Rancangan ini juga dilengkapi dengan desain Wastewater Treatment Plant (WWTP) yang disesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan.

Hasil Pemodelan dan Kawasan Prioritas

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa setiap bangunan di Kota Bandung menghasilkan rata-rata 534,5 liter limbah cair domestik per hari, dengan total kumulatif mencapai sekitar 286,8 juta liter per hari. Permukiman padat dan kawasan kumuh yang tersebar di kota—termasuk sekitar 26.000 bangunan—menjadi prioritas utama, khususnya di wilayah seperti Desa Sukaasih, Kecamatan Bojongloa Kaler.

WWTP yang diusulkan dirancang dengan kapasitas pengolahan 1.838.932 liter per hari dan diproyeksikan mampu melayani sekitar 2.959 bangunan prioritas. Solusi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan teknis sekaligus memperluas cakupan layanan sanitasi secara berkelanjutan.

Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor

Optimalisasi sistem sanitasi memerlukan kolaborasi lintas sektor. Sinergi antara pemerintah, lembaga riset, dan industri menjadi kunci dalam mewujudkan kota yang lebih sehat dan layak huni bagi seluruh warganya.

Perencanaan Sistem Sanitasi Terpusat di Bandung
Ilustrasi perencanaan sistem sanitasi terpusat di Bandung

Discover articles and tutorials to help you build better

  • Ilustrasi untuk Bromo Mountain Fire

    Bromo Mountain Fire

    Gunung Bromo baru-baru ini menjadi sorotan karena kondisinya kembali menghijau pasca kebakaran yang terjadi pada bulan September lalu. Kebakaran sebelumnya dipicu oleh flare saat sesi foto pre-wedding, namun ternyata bukan kali pertama kebakaran terjadi di kawasan tersebut pada tahun 2023. Data menunjukkan bahwa Karhutla di Indonesia sangat sering terjadi dan menimbulkan dampak signifikan bagi lingkungan. Teknologi satelit penginderaan jauh membantu memantau dinamika vegetasi, yang menunjukkan adanya proses regenerasi alami di area terdampak kebakaran.

  • Ilustrasi untuk Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Pulau Bangka, penghasil timah terbesar di Indonesia, menghadapi ancaman serius dari tambang timah ilegal yang merugikan negara hingga Rp 271 triliun.Analisis citra satelit menunjukkan bahwa 75, 85% area tambang di Pulau Bangka beroperasi tanpa izin resmi, menyebabkan kerusakan vegetasi seluas 1.253, 36 km², konflik lahan dengan perkebunan kelapa sawit, dan pencemaran lingkungan.Aktivitas ilegal ini mencerminkan lemahnya pengawasan serta celah dalam penegakan hukum, dengan banyak tambang dibiarkan terbengkalai tanpa pemulihan lahan pascatambang.Penggunaan teknologi pemantauan berbasis citra satelit menjadi solusi untuk memonitor aktivitas tambang ilegal dan mendorong penegakan hukum yang lebih ketat.

  • Ilustrasi untuk Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Sungai Citarum kembali menjadi sorotan setelah meluapnya sampah plastik, yang dijuluki sebagai "The New Ocean Rubbish," meskipun program Citarum Harum telah berjalan. Upaya pembersihan jangka pendek dengan bantuan alat berat dan ratusan personel berhasil mengurangi sebaran sampah, namun perilaku masyarakat yang membuang sampah ke sungai membuat masalah ini terus berulang. Analisis satelit Sentinel-2 oleh GISACT menunjukkan pola pergerakan sampah plastik yang mengikuti aliran sungai dan fluktuasi jumlah akibat aksi pembersihan. Solusi jangka panjang memerlukan edukasi masyarakat, penegakan hukum yang tegas, serta inovasi dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik.

  • Ilustrasi untuk Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Program Makan Bergizi Gratis(MBG) bertujuan meningkatkan kehadiran siswa, menurunkan angka stunting, dan menciptakan generasi sehat serta produktif dengan menyasar 82, 9 juta penerima.Meski potensial, program ini menghadapi kendala anggaran besar yang diprediksi mencapai Rp 460 triliun per tahun, sehingga implementasinya dilakukan bertahap hingga 2029. Menggunakan model berbasis AI dan data spasial, lokasi prioritas stunting dan sekolah yang membutuhkan intervensi berhasil diidentifikasi, dengan 4.916 sekolah prioritas sangat tinggi.Pendekatan inovatif ini mendukung kebijakan yang lebih tepat sasaran, diharapkan mampu menurunkan angka stunting dan membangun fondasi sumber daya manusia unggul di Indonesia.