Thumbnail for Memahami Kota Lewat Mata Warga: Urban Perspective Analysis

GISACT2 Agustus 2025

Memahami Kota Lewat Mata Warga: Urban Perspective Analysis

Blog

Kemajuan infrastruktur di kawasan perkotaan tidak selalu berjalan seiring dengan peningkatan kualitas pengalaman spasial secara emosional. Oleh karena itu, pemahaman terhadap bagaimana individu memaknai lingkungan kota secara subjektif menjadi aspek yang krusial dalam perancangan ruang kota yang adaptif dan berorientasi pada manusia.

GISACT menggunakan pendekatan Urban Perspective Analysis, berupa pemodelan dari (Zhang et al., 2024 ; Dubey et al., 2016), yaitu suatu metode berbasis deep learning yang memanfaatkan citra Google Street View untuk mengevaluasi persepsi visual masyarakat terhadap lanskap perkotaan. Metode ini tidak sekadar menganalisis data visual secara objektif, melainkan juga menginterpretasikan persepsi kolektif yang muncul dari interaksi visual antara manusia dan lingkungannya.

Analisis persepsi visual menggunakan deep learning dengan overlay
Citra Google Street View yang digunakan sebagai data input

Sumber : (Zhang et al., 2024 ; Dubey et al., 2016)

Penilaian persepsi dilakukan melalui enam kategori utama, yaitu: Lively (hidup), Wealthy (makmur), Boring (membosankan), Depressing (menyedihkan), Safety (aman), dan Beautiful (indah secara visual). Kategori-kategori ini merepresentasikan dimensi emosional dari pengalaman ruang kota, dan mencerminkan cara masyarakat mengevaluasi kawasan perkotaan dengan melibatkan aspek fisik, estetika dan rasa.

Persepsi visual terhadap kota memiliki dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti rasa aman, kenyamanan, dan keterikatan terhadap ruang. Dua kawasan dengan karakteristik infrastruktur yang serupa dapat dipersepsikan berbeda tergantung pada elemen-elemen visual yang hadir. Algoritma persepsi yang dikembangkan menganalisis faktor-faktor visual seperti pencahayaan, kualitas jalan, keberadaan vegetasi, serta tingkat kepadatan dan keterbukaan ruang.

Hasil analisis persepsi keamanan pada kedua infrastruktur jalan yang berbeda menunjukkan bahwa Jl. Durman memiliki nilai kawasan yang kurang aman karena karakteristik visualnya yang tertutup dan minim aktivitas pejalan kaki. Sebaliknya, Jl. Braga dan Jl. Kebon Jati dipandang lebih aman karena suasananya yang terbuka dan padat aktivitas.

Melalui pendekatan ini, perencana kota dapat mengidentifikasi area yang dipersepsikan negatif secara visual dan emosional, serta merancang intervensi spasial berskala mikro dengan dampak besar. Perencanaan kota masa depan perlu melampaui nilai-nilai fungsional semata, dengan mengintegrasikan dimensi sensorial dan persepsi warga dalam pengelolaan ruang.

Peta persepsi keamanan di kawasan Bandung dengan contoh Jalan Durman dan Jalan Braga

Discover articles and tutorials to help you build better

  • Ilustrasi untuk Bromo Mountain Fire

    Bromo Mountain Fire

    Gunung Bromo baru-baru ini menjadi sorotan karena kondisinya kembali menghijau pasca kebakaran yang terjadi pada bulan September lalu. Kebakaran sebelumnya dipicu oleh flare saat sesi foto pre-wedding, namun ternyata bukan kali pertama kebakaran terjadi di kawasan tersebut pada tahun 2023. Data menunjukkan bahwa Karhutla di Indonesia sangat sering terjadi dan menimbulkan dampak signifikan bagi lingkungan. Teknologi satelit penginderaan jauh membantu memantau dinamika vegetasi, yang menunjukkan adanya proses regenerasi alami di area terdampak kebakaran.

  • Ilustrasi untuk Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Pulau Bangka, penghasil timah terbesar di Indonesia, menghadapi ancaman serius dari tambang timah ilegal yang merugikan negara hingga Rp 271 triliun.Analisis citra satelit menunjukkan bahwa 75, 85% area tambang di Pulau Bangka beroperasi tanpa izin resmi, menyebabkan kerusakan vegetasi seluas 1.253, 36 km², konflik lahan dengan perkebunan kelapa sawit, dan pencemaran lingkungan.Aktivitas ilegal ini mencerminkan lemahnya pengawasan serta celah dalam penegakan hukum, dengan banyak tambang dibiarkan terbengkalai tanpa pemulihan lahan pascatambang.Penggunaan teknologi pemantauan berbasis citra satelit menjadi solusi untuk memonitor aktivitas tambang ilegal dan mendorong penegakan hukum yang lebih ketat.

  • Ilustrasi untuk Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Sungai Citarum kembali menjadi sorotan setelah meluapnya sampah plastik, yang dijuluki sebagai "The New Ocean Rubbish," meskipun program Citarum Harum telah berjalan. Upaya pembersihan jangka pendek dengan bantuan alat berat dan ratusan personel berhasil mengurangi sebaran sampah, namun perilaku masyarakat yang membuang sampah ke sungai membuat masalah ini terus berulang. Analisis satelit Sentinel-2 oleh GISACT menunjukkan pola pergerakan sampah plastik yang mengikuti aliran sungai dan fluktuasi jumlah akibat aksi pembersihan. Solusi jangka panjang memerlukan edukasi masyarakat, penegakan hukum yang tegas, serta inovasi dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik.

  • Ilustrasi untuk Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Program Makan Bergizi Gratis(MBG) bertujuan meningkatkan kehadiran siswa, menurunkan angka stunting, dan menciptakan generasi sehat serta produktif dengan menyasar 82, 9 juta penerima.Meski potensial, program ini menghadapi kendala anggaran besar yang diprediksi mencapai Rp 460 triliun per tahun, sehingga implementasinya dilakukan bertahap hingga 2029. Menggunakan model berbasis AI dan data spasial, lokasi prioritas stunting dan sekolah yang membutuhkan intervensi berhasil diidentifikasi, dengan 4.916 sekolah prioritas sangat tinggi.Pendekatan inovatif ini mendukung kebijakan yang lebih tepat sasaran, diharapkan mampu menurunkan angka stunting dan membangun fondasi sumber daya manusia unggul di Indonesia.