Thumbnail for Kolaborasi YBLL dan GISACT untuk Pemodelan Spasial Energi Biomassa di NTT

GISACT22 Oktober 2025

Kolaborasi YBLL dan GISACT untuk Pemodelan Spasial Energi Biomassa di NTT

Blog

GISACT Berkolaborasi dalam Inisiasi Pemodelan Spasial untuk Energi Biomassa di NTT.

Dalam upaya mempercepat transisi menuju energi bersih dan ekonomi berkelanjutan di wilayah timur Indonesia, Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) bersama mitra strategis termasuk GISACT menyelenggarakan Temu Mitra Energi Terbarukan dan Ekonomi Restoratif di Kampus Bambu Komodo, Labuan Bajo.

Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menghadirkan solusi inovatif berbasis biomassa bambu, menjawab tantangan kemiskinan energi, degradasi lingkungan, dan ketimpangan ekonomi yang masih dihadapi masyarakat Nusa Tenggara Timur.

Kunjungan Lapangan dan Diskusi Strategis

Selama dua hari pelaksanaan kegiatan, para peserta mengikuti rangkaian agenda mulai dari kunjungan lapangan ke Desa Pengembangan Bambu di Ngada, belajar langsung mengenai praktik agroekologi bambu dan pengelolaan lahan berkelanjutan oleh masyarakat lokal.

Dilanjutkan dengan diskusi strategis di Kampus Bambu Komodo, para mitra membahas rencana aksi, model pembiayaan, hingga tata kelola komunitas dalam membangun sistem energi biomassa yang inklusif.

Dalam sesi tersebut, GISACT berperan memperkenalkan pendekatan geospasial sebagai landasan ilmiah untuk memahami potensi sumber daya lokal, merancang peta kolaborasi antar wilayah, dan mendukung proses pengambilan keputusan berbasis data.

Kegiatan YBLL Partner Meeting

Fondasi Pemodelan Spasial untuk Energi Berkelanjutan

Sebagai mitra di bidang analisis geospasial, GISACT berperan dalam pengembangan model spasial komoditas tanaman lokal seperti bambu, lamtoro, gamal, dan kaliandra. Melalui pendekatan Geo-Intelligence, tim GISACT memetakan kondisi biofisik dan sosial-ekonomi wilayah untuk mengidentifikasi area potensial yang paling sesuai bagi pengembangan bahan bakar biomassa.

Tahap awal ini menjadi fondasi untuk mengintegrasikan berbagai data spasial mulai dari tutupan lahan, topografi, kelembapan tanah, hingga aksesibilitas infrastruktur guna menyusun peta awal potensi energi biomassa dan area prioritas restorasi di wilayah NTT.

Kolaborasi ini mencerminkan semangat bersama dalam membangun ekosistem energi terbarukan yang berbasis ilmu pengetahuan dan berpihak pada masyarakat lokal.


Discover articles and tutorials to help you build better

  • Ilustrasi untuk Bromo Mountain Fire

    Bromo Mountain Fire

    Gunung Bromo baru-baru ini menjadi sorotan karena kondisinya kembali menghijau pasca kebakaran yang terjadi pada bulan September lalu. Kebakaran sebelumnya dipicu oleh flare saat sesi foto pre-wedding, namun ternyata bukan kali pertama kebakaran terjadi di kawasan tersebut pada tahun 2023. Data menunjukkan bahwa Karhutla di Indonesia sangat sering terjadi dan menimbulkan dampak signifikan bagi lingkungan. Teknologi satelit penginderaan jauh membantu memantau dinamika vegetasi, yang menunjukkan adanya proses regenerasi alami di area terdampak kebakaran.

  • Ilustrasi untuk Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Pulau Bangka, penghasil timah terbesar di Indonesia, menghadapi ancaman serius dari tambang timah ilegal yang merugikan negara hingga Rp 271 triliun.Analisis citra satelit menunjukkan bahwa 75, 85% area tambang di Pulau Bangka beroperasi tanpa izin resmi, menyebabkan kerusakan vegetasi seluas 1.253, 36 km², konflik lahan dengan perkebunan kelapa sawit, dan pencemaran lingkungan.Aktivitas ilegal ini mencerminkan lemahnya pengawasan serta celah dalam penegakan hukum, dengan banyak tambang dibiarkan terbengkalai tanpa pemulihan lahan pascatambang.Penggunaan teknologi pemantauan berbasis citra satelit menjadi solusi untuk memonitor aktivitas tambang ilegal dan mendorong penegakan hukum yang lebih ketat.

  • Ilustrasi untuk Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Sungai Citarum kembali menjadi sorotan setelah meluapnya sampah plastik, yang dijuluki sebagai "The New Ocean Rubbish," meskipun program Citarum Harum telah berjalan. Upaya pembersihan jangka pendek dengan bantuan alat berat dan ratusan personel berhasil mengurangi sebaran sampah, namun perilaku masyarakat yang membuang sampah ke sungai membuat masalah ini terus berulang. Analisis satelit Sentinel-2 oleh GISACT menunjukkan pola pergerakan sampah plastik yang mengikuti aliran sungai dan fluktuasi jumlah akibat aksi pembersihan. Solusi jangka panjang memerlukan edukasi masyarakat, penegakan hukum yang tegas, serta inovasi dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik.

  • Ilustrasi untuk Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Program Makan Bergizi Gratis(MBG) bertujuan meningkatkan kehadiran siswa, menurunkan angka stunting, dan menciptakan generasi sehat serta produktif dengan menyasar 82, 9 juta penerima.Meski potensial, program ini menghadapi kendala anggaran besar yang diprediksi mencapai Rp 460 triliun per tahun, sehingga implementasinya dilakukan bertahap hingga 2029. Menggunakan model berbasis AI dan data spasial, lokasi prioritas stunting dan sekolah yang membutuhkan intervensi berhasil diidentifikasi, dengan 4.916 sekolah prioritas sangat tinggi.Pendekatan inovatif ini mendukung kebijakan yang lebih tepat sasaran, diharapkan mampu menurunkan angka stunting dan membangun fondasi sumber daya manusia unggul di Indonesia.