Thumbnail for Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

GISACT20 Juni 2024

Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

Opinion

Beberapa waktu ke belakang, media sosial dihebohkan setelah akun Pandawara Group mengajak masyarakat Bandung Raya untuk bersama-sama membersihkan sampah yang berada di sungai Jembatan Babakan Sapan (BBS) di kawasan Sungai Citarum. Julukan "The New Ocean Rubbish" pun disematkan pada Sungai Citarum akibat meluapnya sampah yang menutupi badan sungai.Meskipun pemerintah telah meluncurkan program Citarum Harum untuk menangani pencemaran dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Sungai Citarum, masalah sampah sampai saat ini masih belum teratasi sepenuhnya. Permasalahan sampah juga menjadi masalah utama di Jawa Barat, terutama karena Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Bandung Raya yang sudah overload, dapat mendorong masyarakat untuk membuang sampah ke sungai.

Merespons situasi ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Satgas Citarum Harum tidak tinggal diam. Upaya pengangkutan sampah terus dilakukan untuk membersihkan badan sungai dari tumpukan sampah, yang sebagian besar merupakan sampah plastik rumah tangga. Bahkan, Pemprov Jawa Barat menurunkan sejumlah alat berat untuk mempercepat proses pembersihan dan pengangkatan sampah. Upaya pengangkutan sampah terus dilakukan untuk membersihkan badan sungai dari tumpukan sampah. Pemprov Jawa Barat bahkan menurunkan sejumlah alat berat untuk mempercepat proses pembersihan dan pengangkatan sampah. Sebanyak 400 personel dari berbagai institusi, mulai dari Pemda Provinsi Jabar, TNI, Polri, BBWS Citarum, sampai masyarakat, ikut dalam proses pembersihan ini. Berdasarkan pantauan langsung di lokasi yang dilakukan oleh detik.com, mayoritas sampah berupa sampah plastik yang bersumber dari aktivitas rumah tangga yang diikuti oleh limbah lainnya dan gulma eceng gondok yang diperkirakan mencapai 200 ton. Sampah-sampah plastik ini akan dikirim ke TPA Sarimukti, dan eceng gondok akan diolah menjadi kerajaan oleh pegiat lingkungan, kata Ibrahim Aji, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat. Langkah ini diambil sebagai langkah jangka pendek, sebab tidak mengatasi permasalahan dan sampah akan selalu berada di sungai akibat perilaku masyarakat yang tetap membuang sampah ke sungai. Hal ini terbukti pada tanggal 18 Juni atau tiga hari setelah proses pembersihan sampah, tumpukan sampah kembali menutupi badan air, seperti pada video yang diunggah oleh akun matcaluvv00.

GISACT melakukan analisis cepat mengenai sebaran sampah plastik berbasis data satelit Sentinel-2 dengan algoritma indeks sampah plastik yang GISACT kembangkan. Analisis ini dilakukan pada tanggal 7 dan 17 Juni 2024 sesuai dengan ketersediaan data citra satelit yang melewati kawasan tersebut, hasil menunjukkan terjadinya penurunan indeks plastik di beberapa titik setelah dilakukannya pembersihan, serta titik-titik lainya yang masih memiliki sebaran sampah plastik yang tinggi.

Sebaran Sampah Plastik Sungai Citarum
Sebaran Sampah Plastik Sungai Citarum

Selain itu, kami juga melakukan analisis time series series terkait sebaran sampah plastik dari awal tahun 2024 hingga sekarang. Dalam rentang waktu tersebut, teradi pergerakan sampahh plastik dengan terdapat suatu pola ketika suatu citra menunjukkan jumlah sampah plastik yang besar, citra selanjutnya biasanya menunjukkan jumlah sampah yang sedang atau kecil. Hal itu bisa disebabkan karena aksi pembersihan sampah ataupun karena aliran sampahnya mengikuti aliran sungai. Melaui metode ini, kami juga sudah mempresentasikan pada pihak pemerintah desa dan Satgas Citarum Harum guna menawarkan pendekatan inovatif dengan memantau pergerakan sampah plastik menggunakan citra satelit Sentinel-2 yang didukung oleh pemodelan machine learning. Untuk lebih lengkapnya, dapat mengunjungi akun media sosial GISACT di Instagram instagram.com/gisact_org.

Melihat kondisi ini, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk dari membuang sampah ke sungai. Edukasi dan penegakan hukum yang tegas harus menjadi bagian dari strategi jangka panjang. Selain itu, inovasi dalam pengelolaan sampah dan daur ulang perlu dikembangkan lebih lanjut untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke sungai.


Discover articles and tutorials to help you build better

  • Ilustrasi untuk Bromo Mountain Fire

    Bromo Mountain Fire

    Gunung Bromo baru-baru ini menjadi sorotan karena kondisinya kembali menghijau pasca kebakaran yang terjadi pada bulan September lalu. Kebakaran sebelumnya dipicu oleh flare saat sesi foto pre-wedding, namun ternyata bukan kali pertama kebakaran terjadi di kawasan tersebut pada tahun 2023. Data menunjukkan bahwa Karhutla di Indonesia sangat sering terjadi dan menimbulkan dampak signifikan bagi lingkungan. Teknologi satelit penginderaan jauh membantu memantau dinamika vegetasi, yang menunjukkan adanya proses regenerasi alami di area terdampak kebakaran.

  • Ilustrasi untuk Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Tambang Timah Ilegal: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Pulau Bangka

    Pulau Bangka, penghasil timah terbesar di Indonesia, menghadapi ancaman serius dari tambang timah ilegal yang merugikan negara hingga Rp 271 triliun.Analisis citra satelit menunjukkan bahwa 75, 85% area tambang di Pulau Bangka beroperasi tanpa izin resmi, menyebabkan kerusakan vegetasi seluas 1.253, 36 km², konflik lahan dengan perkebunan kelapa sawit, dan pencemaran lingkungan.Aktivitas ilegal ini mencerminkan lemahnya pengawasan serta celah dalam penegakan hukum, dengan banyak tambang dibiarkan terbengkalai tanpa pemulihan lahan pascatambang.Penggunaan teknologi pemantauan berbasis citra satelit menjadi solusi untuk memonitor aktivitas tambang ilegal dan mendorong penegakan hukum yang lebih ketat.

  • Ilustrasi untuk Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Krisis Sampah Plastik Sungai Citarum

    Sungai Citarum kembali menjadi sorotan setelah meluapnya sampah plastik, yang dijuluki sebagai "The New Ocean Rubbish," meskipun program Citarum Harum telah berjalan. Upaya pembersihan jangka pendek dengan bantuan alat berat dan ratusan personel berhasil mengurangi sebaran sampah, namun perilaku masyarakat yang membuang sampah ke sungai membuat masalah ini terus berulang. Analisis satelit Sentinel-2 oleh GISACT menunjukkan pola pergerakan sampah plastik yang mengikuti aliran sungai dan fluktuasi jumlah akibat aksi pembersihan. Solusi jangka panjang memerlukan edukasi masyarakat, penegakan hukum yang tegas, serta inovasi dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik.

  • Ilustrasi untuk Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Distribusi Stunting pada Balita dan Sekolah Prioritas Makan Bergizi Gratis

    Program Makan Bergizi Gratis(MBG) bertujuan meningkatkan kehadiran siswa, menurunkan angka stunting, dan menciptakan generasi sehat serta produktif dengan menyasar 82, 9 juta penerima.Meski potensial, program ini menghadapi kendala anggaran besar yang diprediksi mencapai Rp 460 triliun per tahun, sehingga implementasinya dilakukan bertahap hingga 2029. Menggunakan model berbasis AI dan data spasial, lokasi prioritas stunting dan sekolah yang membutuhkan intervensi berhasil diidentifikasi, dengan 4.916 sekolah prioritas sangat tinggi.Pendekatan inovatif ini mendukung kebijakan yang lebih tepat sasaran, diharapkan mampu menurunkan angka stunting dan membangun fondasi sumber daya manusia unggul di Indonesia.