
GISACT • 25 Agustus 2024
Proyek Nikel Raksasa, Kebocoran, dan Daya Rusak Lingkungan: Pemantauan kerusakan lingkungan Maluku Utara yang kian masif berbasis citra satelit
Secara global, dunia saat ini sedang berfokus pada pengembangan industri baterai untuk mendukung transisi menuju energi bersih. Salah satu contohnya adalah mobil listrik yang membutuhkan nikel sebagai salah satu komponen utama baterai menjadi pemicu meningkatnya permintaan akan mineral ini. Perkembangan penjualanan mobil listrik pun secara global naik 60% di tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Melihat potensi ini, pemerintah Indonesia mendorong hilirisasi nikel agar dapat memberikan nilai tambah lebih tinggi dibandingkan hanya mengekspor bijih mentahnya yang pada akhirnya akan transformasi dan akselerasi perekonomian Indonesia. Namun, di balik gemerlapnya prospek ekonomi, pertambangan nikel ini menyisakan cerita pahit terkait kerusakan lingkungan, kebocoran ekspor, dan dampak sosial yang luas.

Maluku Utara, salah satu provinsi dengan cadangan nikel terbesar di Indonesia, tengah menjadi perbincangan akibat aktivitas pertambangan nikel. Potensi tambang nikel di wilayah ini tidak hanya menjadi penggerak ekonomi lokal, tetapi juga mendukung agenda besar pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah mineral melalui program hilirisasi.
Hilirisasi Nikel dan Kebocoran Ekspor
Dalam beberapa tahun terakhir, Maluku Utara mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia, sebagian besar didorong oleh ekspansi industri nikel dan juga hilirisasi nikel. Kawasan seperti Weda Bay dan Pulau Obi menjadi pusat aktivitas tambang dan pembangunan smelter yang masif. Namun, di tengah ini, menurut yang diberitakan oleh Kompas.com dan CNBC Indonesia, terdapat laporan mengenai ekspor ilegal nikel ke Tiongkok yang mengguncang publik. Berdasarkan data bea cukai Tiongkok, tercatat kebocoran sebesar 5,3 juta ton nikel mentah pada periode 2021-2022..
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran, terutama karena kebijakan hilirisasi yang digadang-gadang pemerintah belum sepenuhnya terlaksana dengan optimal. Kebocoran ekspor ini bukan hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga mencederai upaya untuk membangun ekosistem industri dalam negeri.
Kerusakan Lingkungan Akibat Pertambangan

Disamping dampak ekonomi yang meningkat, ekspansi aktivitas pertambang nikel di Maluku Utara membawa dampak signifikan terhadap lingkungan. Pembukaan hutan untuk aktivitas tambang dan smelter telah mengancam ekosistem tropis di kawasan tersebut. Berdasarkan analisis citra satelit, terjadi penurunan tutupan hutan yang drastis di kawasan Weda Bay dan Pulau Obi antara tahun 2019 hingga 2024. Hutan yang sebelumnya menjadi habitat flora dan fauna kini berubah menjadi lokasi industri.

Kerusakan tidak hanya berhenti di daratan. Pantauan menunjukkan peningkatan Total Suspended Solid (TSS) di perairan sekitar tambang, yang menandakan tingginya partikel padat di air akibat erosi tanah. Sungai Ake-Kobe, misalnya, mengalami sedimentasi berat, yang berdampak pada kualitas air dan mengganggu aktivitas pertanian masyarakat setempat. Dalam lima tahun terakhir, kawasan ini mencatat tren peningkatan polusi air yang mengkhawatirkan.
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Pengelolaan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM telah menetapkan berbagai kebijakan untuk mengatur industri pertambangan, termasuk peraturan tentang reklamasi lahan dan pengelolaan limbah. Namun, implementasi kebijakan ini masih menghadapi banyak tantangan, terutama di tingkat pengawasan.
Kurangnya transparansi dan lemahnya penegakan hukum sering kali menjadi kendala utama. Sebagai contoh, banyak perusahaan tambang yang belum sepenuhnya memenuhi kewajiban reklamasi lahan pascatambang. Akibatnya, masyarakat sekitar tambang menjadi pihak yang paling merasakan dampak negatif, baik secara ekologis maupun sosial.
Pertambangan nikel di Maluku Utara adalah contoh nyata dari dilema antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Untuk memastikan bahwa hilirisasi membawa manfaat yang adil bagi semua pihak, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, industri, dan masyarakat.